partikel ''wa'' (は)

Partikel adalah hal yg sangat penting dalam kalimat bahasa jepang,ada banyak sekali partikel dengan fungsinya masing-masing, misalnya seperti partikel no, partikel de, dan partikel ni.

Dalam tulisan ini saya mengajak teman-teman untuk berkenalan dengan partikel yang perannya vital di bahasa Jepang yaitu partikel wa (は)


Pertama-tama, perlu diketahui bahwa partikel wa ini ditulis dengan hiragana “ha” (は). Jadi ingat, huruf は normalnya dibaca “ha” misalnya pada kata はい (hai, iya), namun saat berfungsi sebagai partikel は dibaca “wa”

Partikel wa disebut partikel topik. Sesuai namanya, dia digunakan untuk menentukan topik pembicaraan kita. Dengannya, kita bisa mengatakan bahwa “saya bukan guru” (topiknya “saya”), “dia bukan guru” (topiknya “dia”), atau yang lainnya. Perhatikan contoh berikut:

私は先生じゃない
watashi wa sensei janai.
watashi[saya] - sensei[guru] - janai[bukan]
mengenai saya, bukan guru

Menggunakan bahasa Indonesia yang alami, kalimat di atas bisa diartikan “saya bukan guru”. Kenapa digunakan terjemahan yang aneh yaitu “mengenai saya…”? Ini karena hal yang ditandai dengan wa belum tentu merupakan subjek dalam kalimat bahasa Indonesianya. Misalnya adalah contoh berikut

魚は好き
sakana wa suki
sakana[ikan] - suki[suka]
mengenai ikan, suka

Kalimat di atas bisa saja berarti “ikan suka ganggang (atau makanan lain yang sedang dibicarakan)”, yang berarti bahwa “ikan” adalah subjeknya. Tapi kalimat di atas bisa juga berarti “saya suka ikan”, yang berarti bahwa subjeknya adalah “saya”. Kita tidak bisa tahu apa yang sebenarnya dimaksud tanpa petunjuk tambahan.

Jangan kaget bahwa satu kalimat sederhana bisa berarti dua hal yang jauh berbeda. Di bahasa Indonesia, kalimat seperti “saya suka ikan” juga bisa berarti macam-macam: “saya suka ikan (sebagai binatang peliharaan)” maupun “saya suka ikan (untuk disantap)”. Kalau melihat suatu kalimat di bahasa Jepang, kita harus menganggapnya sebagai bagian dari suatu tulisan panjang atau percakapan. Kita hanya bisa tahu persis arti yang diinginkan dengan cara melihat konteks pembicaraan yang telah ada sebelumnya.

Nah, telah dilihat bahwa kata yang ditandai partikel wa belum tentu merupakan subjek kalimat. Oleh karenanya di awal-awal kita akan menggunakan terjemahan mentah “mengenai sesuatu, …” agar kamu tidak terjebak pemikiran yang salah. Secara khusus, jangan menganggap wa sebagai “adalah” (yang menduduki fungsi tersebut adalah da).

私は犬だ
watashi wa inu da
watashi[saya] - inu[anjing]
Mengenai saya, anjing

Kira-kira apa maksud kalimat tersebut? Hal pertama yang terbayang mungkin saja “Saya adalah anjing”. Ya, itu salah satu arti yang mungkin, sama seperti novel Natsume Soseki “Wagahai wa Neko de aru” yang artinya “Saya adalah kucing”. Namun kalimat tersebut juga bisa bermakna “Saya memelihara anjing”, mungkin menjawab pertanyaan “Teman-teman, kalian memelihara binatang apa saja?” yang muncul sebelumnya. Arti lain juga masih mungkin, misalnya “Saya suka anjing”.

父はインドネシア
chichi wa indoneshia
chichi[ayah]
Mengenai ayah, Indonesia

Tentu saja kalimat tersebut tidak berarti “Ayah saya adalah Indonesia” kecuali kalau kamu ingin sedikit puitis. Arti yang masuk akal misalnya “Ayah saya lahir di Indonesia” atau “Ayah saya sekarang tinggal di Indonesia”. Dan kalau memang itu bagian dari pembicaraan tentang sepak bola, bisa saja maksudnya “Ayah saya fans timnas Indonesia”.

Untuk kalimat di bawah ini, silahkan berimajinasi sendiri mengenai artinya yang mungkin:

彼女は明日じゃない
kanojo wa ashita janai
kanojo[dia] - ashita[besok]
Mengenai dia, bukan besok

Saya akan berikan suatu kemungkinannya: “Dia matinya bukan besok”. Ya, silahkan saja bayangkan sendiri settingnya, misalnya pembicaraan hidup mati seseorang antar dua malaikat.


Di sini kita berkenalan dengan partikel topik wa yang ditulis dengan hiragana は. Partikel itu disebut partikel “topik” dan bukan partikel “subjek” karena memang tidak selalu menunjukkan subjeknya. Kita melihat bahwa AはB tidak selalu berarti “A adalah B”. Hubungan antara A dengan B bisa apapun, tergantung konteks pembicaraannya.



loading...